Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Friday, March 15, 2013

KORELASI PERTUMBUHAN GEREJA DENGAN PENGINJILAN


B A B  I
PENDAHULUAN

Gereja sudah seharusnya menjadi jawaban bagi dunia ini dan selamanya Gereja harus melayani. Gereja adalah alat sekaligus wakil dari Roh Kudus untuk melaksanakan rencana dan maksud yang telah ditetapkan Tuhan Yesus Kristus, untuk menjangkau seluruh umat manusia ke seluruh dunia sesuai dengan Amanat Agung, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Mat 28:18-20.
Dalam ayat ini Yesus sedang berbicara kepada seluruh murid-murid-Nya untuk menjangkau jiwa-jiwa ke seluruh bangsa. Perintah ini bukan serta merta dikhususkan kepada Pendeta, Penginjil, Pengerja Gereja, Pengurus Gereja saja. Tetapi tugas ini adalah untuk semua yang telah menjadi murid-Nya. Tentunya setiap orang yang percaya kepada-Nya mempunyai kewajiban untuk memberitakan injil. Jadi, ini adalah tugas kita semua sebagai orang percaya.
Amanat Agung ini ditujukan kepada semua orang, yang berarti tidak mengenal suku, bangsa dan agama, tugas kita sebagai orang percaya adalah tetap memberitakan kabar baik dengan cara yang baik dan benar. Tentunya ini juga tugas Gereja untuk melatih jemaatnya, dalam khotbah, pendalaman Alkitab, komunitas sel atau sekolah Alkitab, supaya dapat memberitakan injil dengan cara-cara yang praktis dan mudah dimengerti. Sehingga tidak hanya sekedar memenangkan jiwa saja, tetapi Gereja juga bertumbuh secara kualitas maupun secara kuantitas.


B A B  II
PENGERTIAN PERTUMBUHAN
GEREJA DAN PENGINJILAN

A. Pengertian Pertumbuhan Gereja.
Kata pertumbuhan memiliki kata dasar tumbuh, yang artinya adalah timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna. Sedangkan pertumbuhan itu sendiri adalah perkembangan atau kemajuan.[1] Sedangkan kata Gereja adalah gedung atau rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen.[2]
Sebagaimana kehidupan tanaman memerlukan pertumbuhan secara alami, maka gereja pun memerlukan pertumbuhan yang berlangsung secara sehat dan alamiah. Suatu tumbuhan dapat bertumbuh dengan baik bila terdapat ketersediaan media dan sari makanan yang cukup. Demikian pula gereja dapat bertumbuh dengan baik bila kehidupan orang-orang percaya di dalamnya memiliki kehidupan yang memaknai kebenaran firman Allah dalam kehidupan sehari-hari sebagai makanan rohani bagi pertumbuhan tersebut. Sehingga dengan demikian pertumbuhan gereja tidak dapat didasarkan pada karya tangan manusia. Megahnya sebuah gedung ibadah, peralatan musik, dan meriahnya suasana perkumpulan bukan sebuah indikator utama dalam sebuah pertumbuhan Gereja.
Hal tersebut dilihat secara obyektif bahwa ada orang-orang Kristen yang mengalami penganiayaan, mereka berada di tempat yang sunyi dan besembunyi di balik batu-batu untuk beribadah. Mereka memiliki iman yang tidak kalah dengan orang-orang di perkotaan yang sering kali nyaman dengan kehidupan gereja yang melimpah dalam hal fasilitas. Dalam pertumbuhan gereja yang sehat tidak pula ditentukan dari banyaknya orang dan ramainya orang berkumpul dalam suatu peribadatan yang berlangsung di hari Minggu atau tengah minggu.
Dengan demikian sebaiknya orang Kristen melihat lebih dalam lagi untuk memahami arti pertumbuhan yang sesungguhnya. Keseimbangan antara kualitas dan kuantitas tentu sangatlah penting. Kualitas iman yang baik dari perkumpulan orang percaya harus dapat menarik banyak orang datang kepada Allah. Namun sebuah realitas yang baru harus dipahami bahwa gereja yang bertumbuh harus pula dapat mengembangkan pos-pos pelayanan yang pada akhirnya didewasakan dan terus berkembang. Jadi gereja yang bertumbuh harus dapat menyebar, sesuai dengan Amanat Agung.

B. Pengertian Penginjilan.
Kitab yang menjadi pegangan utama mengenai penginjilan ke seluruh dunia dan pertumbuhan Gereja adalah Kitab Kisah Para Rasul. Kita tidak akan salah dalam memahami maksud penulis jika kita menerima ayat pendahuluan sebagai pernyataan tujuan dari kitab ini, serta Kisah Para Rasul 1:8 sebagai tema utama untuk menafsirkan bagian atau perikop pendahuluan tersebut.[3]
John Mott[4] pernah berkata: “Penginjilan itu berarti memperkenalkan Yesus Kristus, sehingga ia dikasihi, dipercayai dan ditaati”. Menurut D.T. Niles, penginjilan itu seumpama menerangkan kepada orang yang hampir mati kelaparan dan dahaga, dimana ia dapat menemukan makanan dan minuman.[5] Singkatnya, penginjilan adalah "memberitakan Kabar Baik tentang Kristus". Penginjilan itu lebih daripada sekadar metode; penginjilan adalah sebuah berita. Berita tentang kasih Allah, tentang dosa manusia, tentang kematian Kristus, tentang penguburan-Nya, dan kebangkitan-Nya. Penginjilan adalah berita tentang pengampunan dosa dari Allah. Penginjilan adalah berita yang menuntut suatu tanggapan menerima Injil itu dengan iman, lalu menjadi murid Yesus. Istilah "penginjilan" mencakup segala usaha untuk memberitakan Kabar Baik tentang Yesus Kristus. Tujuannya ialah supaya orang-orang mengerti bahwa Allah menawarkan keselamatan dan supaya mereka menerima keselamatan itu dengan iman, lalu hidup sebagai murid Yesus. Seperti yang ditetapkan dalam Perjanjian Lausanne, "Menginjili ialah memberitakan Kabar Baik bahwa Yesus Kristus mati bagi dosa-dosa kita, dan Ia sudah dibangkitkan dari antara orang mati, menurut Kitab Suci.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, penginjilan harus berpusatkan pada Kristus. Seperti yang dikatakan oleh Samuel Boon, bahwa penginjilan bukan hanya sekedar memberitakan tentang Kristus, tetapi tindakan atau kehidupan penginjil juga harus menceritakan Kristus atau Injil itu sendiri. Penginjilan harus mencakup dua aspek baik secara verbal maupun tindakan, karena orang lebih mudah meneladani seseorang yang bertindak dibandingkan dengan yang hanya berbicara saja. Sehingga kehidupan seorang penginjil harus dijaga dengan baik.


B A B  III
PRINSIP-PRINSIP 
PERTUMBUHAN GEREJA

Prinsip berarti asas kebenaran yang menjadi dasar berpikir maupun bertindak,[6] berdasarkan definisi yang disampaikan maka prinsip pertumbuhan gereja adalah asas kebenaran yang menjadi dasar berpikir maupun bertindak dalam perkembangan maupun perluasan tubuh Kristus baik dalam kualitas maupun kuantitas.

A. Berpusat pada Tuhan Yesus Kristus.
Alkitab mencatat, “Gereja adalah tubuh Kristus,” (Ef 1:23; 4:12-16 dan Kol 1:24). “Tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan” (Kis 2:47). Jelas sekali ayat-ayat ini menerangkan bahwa orang yang diselamatkan (Kualitas yang tidak nampak), tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka (Kuantitas yang nampak). Ini adalah makna pertumbuhan Gereja.
Ide pertumbuhan Gereja bukan berasal dari pikiran manusia, namun dari kehendak Allah sendiri. Tatkala Allah menciptakan manusia, Ia memberi mereka agar mereka berkembang biak memenuhi bumi. (Kej 1:27-28)[7] dan Tuhan Yesus juga memerintahkan murid-muridNya untuk pergi ke ujung bumi untuk memberitakan Injil kepada semua orang, serta membaptisnya (Mat:28:19-20). Maka ide pertumbuhan Gereja adalah berasal dari kehendak Allah sendiri. Karena Allah tidak menghendaki manusia binasa, melainkan menghendaki semua orang diselamatkan dan percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Juru Selamat pribadi dan beroleh hidup yang kekal (IIPet 3:9; Yoh 3:16). Sehingga pertumbuhan Gereja berpusat kepada Tuhan Yesus Kristus bukan kepada manusia.

B. Pertumbuhan Gereja dan Pekerjaan Roh Kudus.
Gereja bertumbuh bersandarkan pada Roh Kudus (Kis 2:37-47), seperti yang telah dikatakan oleh Alkitab bahwa Roh Kudus di curahkan pada hari pentakosta. Setelah peristiwa pentakosta pertumbuhan Gereja pun menjadi nyata, Alkitab mencatat bahwa “Allah mulai menambahkan jumlah mereka” (Kis 2:47), dari sini nyata bahwa pertumbuhan gereja itu telah terjadi sebagaimana relasi ketritunggalan Allah, pekerjaan Roh Kudus adalah sebagai pemelihara, penghibur. Sebagaimana Gereja yang dipimpin oleh Roh Kudus harus menjadi saksi yang sempurna bagi Tuhan Yesus, sehingga Gereja menjadi jawaban bagi dunia. Alkitab mengajarkan sebagai berikut, Kita harus menerima pengajaran Roh Kudus tentang seluruh kebenaran (Yoh 14:26), taat kepada bimbingan Roh Kudus, masuk dalam segala kebenaran (Yoh 14:26), taat pada perintah Roh Kudus, menjalankan segala kebenaran (Rom 8:5-11), menerima teguran Roh Kudus, bertobat dari dosa (Wah 2:3), menyerahkan tubuh kita supaya di penuhi oleh Roh Kudus menjadi bait Allah (1 Kor 3:16-17; 6:19-20).

C. Pertumbuhan Gereja dan Tanggung Jawab Jemaat.
Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Dia mempunyai kekuasaan yang mutlak dapat menjadikan segala sesuatu tanpa bantuan manusia. Misalnya dalam penciptaan langit, bumi dan segala isinya (Kej 1:2; Maz 33:6,9). Tapi Tuhan juga mau manusia ambil bagian dalam pekerjaanNya, khususnya dalam penyelamatan manusia. Misalnya Dia memerintahkan nabi Nuh membuat bahtera untuk menyelamatkan dirinya dan seisi rumahnya (Kej 6:8). Sebenarnya Allah tidak perlu nabi Nuh untuk membuat bahtera dengan kekuasanNya, Allah sanggup mengerjakan sendiri. Tetapi Allah menghendaki nabi Nuh bertanggung jawab juga dalam pekerjaan penyelamatan ini. Dan pada akhirnya memang Nuh dan sekeluarga diselamatkan, dan itu bukan karena jasanya sendiri, tetapi berdasarkan pada firman Allah, nabi Nuh menuaikan kewajibannya menurut apa yang ia harus dan dapat lakukan.
Ada beberapa  kebenaran pertumbuhan gereja dan tanggung jawab anggota jemaat, yaitu jemaat mempunyai tanggung jawab untuk memperluaskan Injil, anggota jemaat bertanggung jawab untuk bersaksi, anggota jemaat bertanggung jawab untuk memperhatikan sesamanya, anggota jemaat bertanggung jawab untuk menabur, dan anggota jemaat bertanggung jawab untuk mempergunakan karunianya.[8] Tujuan Tuhan ialah agar manusia ikut bertanggung jawab dalam pekerjaan Tuhan Yesus, dan dalam bekerjasama dengan Tuhan dapat menikmati kuasa dan kenyataan hidup kekal.
  Pertumbuhan gereja merupakan kehendak Allah sehingga berbagai upaya dalam pertumbuhan gereja harus berpusat pada Tuhan Yesus Kristus. Pertumbuhan gereja juga bersandarkan pada Roh Kudus yang akan memimpin dan memberikan pertumbuhan tersebut. Selain Allah Tritunggal, manusia juga terlibat dalam mitra kerja Allah untuk pertumbuhan gerejaNya. Sehingga setiap warga jemaat diwajibkan untuk ambil bagian dalam pertumbuhan gereja.


B A B  IV
PRINSIP-PRINSIP PENGINJILAN
DARI AMANAT AGUNG

Amanat adalah pesan atau perintah.[9] Biasanya amanat diberikan karena orang tersebut akan meninggalkan dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Bisa jadi amanat diberikan waktu seseorang merasa usianya sudah tidak lama lagi di dunia. Sebelum Yesus terangkat ke Sorga, Ia memberi pesan sekaligus perintah kepada murid-muridNya. Perintah ini lebih sering dikenal dengan nama Amanat Agung. Perintah Yesus untuk mewartakan kabar gembira ke semua orang di seluruh dunia. Inilah yang seringkali disebut dengan penginjilan. Ada beberapa prinsip penginjilan yang dapat kita pelajari dari Amanat Agung ini (Mat 28:18-20).

A. Target Jiwa.
Alkitab mencatat bahwa target penginjilan adalah “semua bangsa” (Mat 28:19). Mungkin terlihat mustahil untuk menginjil ke semua bangsa di seluruh dunia ini, karena terlalu banyak jumlah penduduknya. Tetapi dalam Kis 1:8 diingatkan kepada kita untuk memulai dari tempat kita terlebih dahulu. “…kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Yerusalem pada saat itu adalah tempat murid-murid Yesus berada. Artinya dalam menginjil, kita tidak harus selalu ke tempat yang jauh, tetapi dari lingkungan sekitar terlebih dahulu. Tentunya masih banyak orang yang belum percaya di lingkungan kita.

B. Empat perintah (amanat) Tuhan Yesus.
Dalam Amanat Agung terdapat empat kata perintah secara langsung yang Yesus katakan kepada murid-muridNya. Kata ini mengandung makna yang sangat mendalam dalam penginjilan.

B.1. Ay.19. Pergilah!
Yesus dengan jelas memberi perintah kepada murid-muridNya untuk pergi menjangkau jiwa. Untuk memenuhi Amanat Agung kita tidak bisa tinggal di dalam zona kenyamanan kita. Tetapi kita harus pergi mencari jiwa yang terhilang. Kita harus pergi memberitakan kabar gembira. Tentunya seperti yang sudah dibahas sebelumnya, itu semua dimulai dari lingkungan sekitar kita. Kita harus membuat tujuan secara spesifik, kemana kita akan memulai penginjilan kita. Mungkin dari pembantu di rumah, atau dari saudara kita yang belum percaya. Kita bisa menjalin persahabatan terlebih dahulu sebelum menguraikan kebenaran firman Tuhan, karena biasanya orang akan dengan mudahnya menolak tawaran kita, apabila belum mengenalnya. Untuk itulah kita harus memulai dengan menjadi sahabatnya terlebih dahulu, sehingga kita bisa juga menyisipkan kebenaran firman Tuhan dalam setiap percakapan.

B.2. Ay.19. Jadikanlah semua bangsa murid-Ku!
Perintah yang kedua adalah menjadikan semua bangsa murid Yesus. Yang artinya kita harus memuridkan target jiwa tersebut. Sebelum memuridkan orang lain, tentunya kita juga harus menjadi murid Yesus terlebih dahulu. Untuk itulah pengetahuan tentang Alkitab sangat penting. Kita sebagai mahasiswa Teologi bertanggung jawab untuk mengajar anak-anak Tuhan yang tidak belajar Teologi secara akademis. Sehingga kita bisa memberi pengajaran kepada anak-anak Tuhan yang rindu menginjil melalui pendalaman Alkitab dalam suatu Gereja. Dan setelah mereka belajar menjadi murid, mereka juga bisa memuridkan orang lain. Semua bangsa bukan pekerjaan yang mudah, tetapi dengan bantuan jemaat Tuhan yang rindu melayani, pasti akan mempengaruhi penginjilan kita.

B.3. Ay.19. Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus!
Baptisan air melambangkan kematian kita terhadap dosa, dan bersama dengan Kristus kita dibangkitkan untuk hidup baru (Rom.6:3-4). Kita dilahirkan kembali oleh air dan Roh (Yoh.3:5). Baptisan menandai hidup baru itu dan bahwa kita dibersihkan dari dosa (1Ptr.3:21). Maka makna baptisan adalah tindakan iman bahwa kehidupan lama dengan seluruh dosa kita dikuburkan bersama kematian dan penguburan Yesus Kristus Tuhan dan dibangkitkan bersama dengan Kristus Yesus oleh kemuliaan Allah, dan memperoleh hidup baru didalam Yesus Kristus.
Perintah ketiga adalah perintah untuk membaptis. Apabila Tuhan Yesus menyempatkan diri untuk memberi pesan sebelum naik ke sorga berarti hal ini sangat penting bagi kehidupan orang percaya. Baptisan sangat penting, karena apabila baptisan tidak penting, maka tidak mungkin Yesus yang tidak berdosa (Luk 1:35; Ibr 4:15; 1Yoh 3:5) menyempatkan diri meminta diriNya sendiri untuk dibaptis. Berarti Yesus sudah menjadi teladan yang baik dalam hal ini. Untuk itulah kita juga harus mengajar target jiwa kita untuk memberi dirinya dibaptis.

B.4. Ay.20. Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu!
Perintah keempat yang Yesus berikan kepada kita adalah perintah untuk mengajar. Pengajaran sangat penting untuk mengkokohkan iman seseorang, untuk itulah kita juga harus mengorbankan waktu, tenaga dan materi untuk mengajar target jiwa kita. Karena pengenalan yang dangkal terhadap Tuhan Yesus Kristus, keraguan yang timbul dan pertanyaan- pertanyaan yang tidak terjawab hanya akan membuat orang-orang tersebut tidak dapat berdiri dengan teguh pada kebenaran yang kudus. Karena itu, perlu ada pengajar-pengajar yang terus meneguhkan dan mengokohkan iman percayanya kepada Tuhan, sehingga mereka dapat terus bertumbuh dan tidak mudah digoyahkan oleh apa pun juga. Tugas kita tidak berhenti sampai tahap pengenalan kepada Yesus Kristus saja, tetapi tugas kita juga harus sampai kepada pengajaran tentang Yesus Kristus supaya mereka tidak tersesat lagi. Untuk itulah kita juga harus selalu belajar Alkitab, sehingga bisa menjadi jawaban bagi mereka yang mempertanyakan iman Kristen.

C. Janji Tuhan Yesus.
Yesus tidak hanya memberi amanat lalu lepas tangan, tetapi Yesus juga berjanji kepada kita bahwa Dia akan menyertai kita senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat 28:20). Mungkin kita merasa khawatir karena ketidakmampuan kita dalam menginjil, tetapi dalam ayat 20, Yesus berjanji kepada kita untuk selalu mendampingi kita. Untuk itulah kita harus menginjil sesuai dengan kemampuan kita. Apabila kita bertindak maka Tuhan juga akan melakukan bagianNya. Sehingga kita tidak perlu khawatir lagi, karena Tuhan beserta kita.


B A B  V
KORELASI PERTUMBUHAN GEREJA
DENGAN PENGINJILAN

Sejarah gereja mencatat bahwa pertumbuhan gereja secara kualitas maupun kuantitas ada karena penginjilan. Ini dapat dibuktikan dari catatan-catatan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru khususnya kitab Kisah Para Rasul. Berikut ini bukti-bukti penginjilan yang dicatat oleh kitab Kisah Para Rasul:

1.                  Alkitab mencatat bahwa sejarah kelahiran Gereja dimulai setelah kejadian pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Setelah kejadian itu, Petrus berkhotbah (penginjilan) dan orang-orang yang menerima firman itu meminta dirinya untuk dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa (pertumbuhan Gereja). Lalu mereka membentuk persekutuan dan bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, serta berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa, seperti yang biasanya Yesus lakukan. Kis 2:41-42.

2.                  Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak (penginjilan), mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. Orang-orang itu menjadi sangat marah lalu mereka ditangkap. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran Petrus dan Yohanes, banyak orang yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki (pertumbuhan Gereja). Kis 4:1-4.

3.                  Para rasul memilih pemimpin-pemimpin untuk menolong mereka mengatur kehidupan jemaat perdana. Tujuh orang dipilih untuk melayani orang miskin. Setelah itu firman Tuhan semakin tersebar (penginjilan), dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak, juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya (pertumbuhan Gereja). Kis 6:1-7.

4.                  Filipus memberitakan firman sampai ke kota Samaria (penginjilan), banyak orang yang yang dengan bulat hati menerima firman itu. Dan mereka yang percaya, memberi diri untuk dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan, termasuk simon tukang sihir yang dari dulu melakukan sihir di kota itu. Sesudah dibaptis, Simon senantiasa bersama-sama dengan Filipus (pertumbuhan Gereja). Kis 8:4-13.

5.                  Rasul Paulus serta teman-temannya penginjilan ke daerah-daerah di luar Yerusalem. Alkitab mencatat beberapa nama dari jemaat di luar Yerusalem hasil penginjilan tersebut, antara lain adalah jemaat di Ikonium Listra (Kis 13: 43, 48), jemaat di Antiokia (Kis 14:21), jemaat di Filipi (Kis 16:13,14), jemaat di Tesalonika yang terdiri dari orang-orang Yunani (Kis 17: 1-4).
Sejarah gereja sesudah dunia Perjanjian Baru juga memberikan bukti-bukti penting bagaimana peranan penginjilan dalam pertumbuhan Gereja. Khususnya di Indonesia, Pertumbuhan Gereja di negeri ini dapat berdiri karena penginjilan yang dilakukan oleh para penginjil dari Eropa yang bernaung di Nederlands Zendeling Genootscap (N.Z.G.), antara lain di Maluku oleh Yosef Kam.[10] Di tanah Batak yaitu Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) pada tahun 1862 oleh Ingwer Ludwig Nomensen.[11]
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa ada korelasi[12] antara pertumbuhan Gereja dengan penginjilan. Kaitannya sangat erat sekali, karena Gereja bertumbuh secara kualitas dan kuantitas, salah satunya disebabkan adanya penginjilan dalam Gereja tersebut. Penginjilan sebagai salah satu tugas esensial[13] Gereja mempunyai peranan penting dalam kehidupan Gereja. Gereja Tuhan di seluruh belahan bumi ini mulai dari perkotaan sampai dengan ke pedalaman bertumbuh karena penginjilan.




[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI v1.1. Tumbuh.
[2] Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI v1.1. Gereja.
[3] George W. Peters, Teologi Pertumbuhan Gereja  (Malang:Gandum Mas, 2002), hlm. 21.
[4] John Raleigh Mott adalah seorang tokoh penginjilan di kalangan mahasiswa di berbagai universitas di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Mott dikenal juga sebagai tokoh ekumene dunia karena turut berperan dalam pembentukan "Dewan Gereja se-Dunia" (World Church Organization). Lihat. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. John Mott, in http://id.wikipedia.org/wiki/John_Mott, 6 Oktober 2012.
[5] http://www.scribd.com/doc/57935490/67/b-Arti-Penginjilan
[6] Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI v1.1. Prinsip.
[7] Dr. Peter Wongso, Tugas Gereja Dan Misi Masa Kini  (Malang:Departemen Literatur SAAT, 1999), hlm. 97.
[8] Ibid, hlm. 106-109.
[9] Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI v1.1. Amanat.
[10] H. Berkhof  & L. H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1990), hlm. 314.
[11] Ibid. hlm. 316.
[12] Ko·re·la·si /korélasi/ n hubungan timbal balik atau sebab akibat. Korelasi. In Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI v1.1.  
[13] Esen·si·al /ésénsial/ a perlu sekali; mendasar; hakiki. Esensial. In Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI v1.1.  

No comments: