Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Thursday, March 6, 2014

Mempersembahkan Remah-Remah - Maleakhi 1:6-8



Feli adalah seorang pegawai swasta, sekaligus  pelayan Tuhan. Ia bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan yang baik. Ternyata memang kinerjanya sangat baik, sehingga atasannya mempromosikan Feli naik jabatan. Jabatan naik, penghasilannya pun naik. Namun ada harga yang harus dibayar. Hampir setiap hari ia harus bekerja lembur. Akhirnya, ia tidak bisa pelayanan di gereja lagi, padahal dia adalah salah satu pemusik gereja. Pemusik gereja harus latihan sebelum ibadah hari Minggu. Biasanya latihan diadakan di hari biasa, namun karena tuntutan jabatan dan pekerjaannya, Feli tidak bisa ikut latihan musik seperti dulu lagi. Sehingga Feli tidak bisa pelayanan di hari minggu. Sekalipun terkadang Feli ikut pelayanan, itu pun karena ia dapat pulang lebih awal dari pekerjaannya.
     
Dalam cerita yang lain, ada seorang yang bernama Tono. Ia adalah seorang hamba Tuhan dalam sebuah gereja. Tono selalu berpikir realistis. Bahkan dalam memberi persembahan persepuluhan di gerejanya saja juga realistis. Bila ia merasa penghasilannya tidak cukup untuk memberikan persembahan persepuluhan, maka ia tidak akan memberikannya! Jadi Tono akan memberikan persembahan persepuluhan bila ada penghasilan lebih.

Tono memiliki seorang teman yang bernama Lusi. Perilakunya pun mirip dengan Tono. Lusi jarang mempersiapkan uang kolekte di rumah untuk persembahan di gerejanya. Jadi, pada saat kolekte diedarkan, baru kemudian Lusi mengambil uang di dompetnya. Ia selalu mengambil seadanya saja dan memilih nominal yang paling kecil di dalam dompetnya. Bila di dompetnya hanya ada uang seribu rupiah dan lima ribu rupiah, tentu yang dipilih adalah seribu rupiah, sekalipun uang seribu rupiahnya sudah lusuh!

Feli, Tono, dan Lusi hanya mempersembahkan "remah-remah" atau sisa dari yang mereka miliki untuk Tuhan. Seharusnya, Feli dapat membagi waktu antara pelayanan dan pekerjaan, sehingga tidak memberikan waktu sisa untuk Tuhan dalam bentuk pelayanan. Tono seharusnya dapat menyisihkan terlebih dahulu untuk persembahan persepuluhan pada saat ia mendapatkan penghasilan bulanannya, bukan malah menyisakannya. Lusi sudah seharusnya mempersiapkan kolekte dari rumah, bahkan ia dapat menyiapkan persembahan kolekte tersebut setelah ia mendapatkan penghasilan bulanan.

Tanpa disadari, terkadang kita suka memberi "remah-remah" kepada Tuhan. Baik dalam tenaga, waktu, dan materi. Sama seperti para imam di zaman Maleakhi, yang mempersembahkan binatang buta, timpang dan sakit. Tuhan menyebut hal ini sebagai kejahatan! "Remah-remah" bukan saja tidak cukup dalam pandangan Tuhan, tetapi dipandang jahat! Untuk itu, mari kita mempersembahkan dengan persembahan yang terbaik untuk Tuhan. Bukan sekadar memberi saja, tetapi mempersembahkan dengan kasih.

Mempersembahkan "remah-remah" untuk Tuhan 
sama saja dengan memberi makanan sisa untuk hewan piaraan kita.

No comments: